Kelangkaan Minyak Goreng di Kota Tangsel Lantaran Minimnya Produksi CPO

  • Bagikan
src="https://farm3.staticflickr.com/2865/9425612899_a28c5f97c6_o.jpg" alt="banner 468x60" title="banner 468x60" width="468" height="60" loading="lazy" />

TANGERANG, (JN) – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tangerang Selatan mengakui kelangkaan minyak goreng di Pasar tradisional dan modern di Kota Tangerang Selatan.

Kepala Bidang Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PTKN) Disperindag Tangsel Ghazali Ahmad menegaskan, pihaknya tidak dapat berbuat banyak mengatur ketersediaan pasokan minyak di pasaran.

“Kita engga bisa mengatur harga, kita lebih kepada pengawasan, imbauan kepada pelaku pasar seperti itu,” kata Ghazali Ahmad, Kabid PTKN Disperindag Tangsel, dikonfirmasi, Kamis 17 Februari 2022.

Tidak hanya kelangkaan pasokan, Ghazali mengakui masih ditemukan banyaknya pedagang kecil yang menjual minya goreng diatas ketentuan HET Pemerintah. Namun, tidak semahal periode sebelum-sebelumnya yang mencapai Rp20 ribu per liter.

“Harganya masih lebih mahal sedikit (HET Rp14 ribu), tapi engga sampai Rp18 ribu keatas. Dikisaran Rp16ribu paling mahal,” jelas Ghazali.

Sepengetahuannya, kelangkaan pasokan minyak goreng di pasaran itu, dipengaruhi sentimen global. Menurut dia, saat ini produsen minyak goreng lebih tertarik memproduksi kelapa sawit menjadi olahan B20 ketimbang CPO (crude palm oil).

“Kalau stok di ritel masih langka, memang skrang itu produsen masih fokus program B20 dan lebih menguntungkan untuk memproduksi kelapa sawit menjadi produk B20, sehingga terjadi kekosongan di pasar,” jelasnya.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *