TANGERANG, (JN) – Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar mendadak langka di Kabupaten Tangerang. Akibatnya, antrian panjang terjadi di sejumlah SPBU di wilayah tersebut.
Antrian panjang kendaraan truk, terlihat di beberapa SPBU, diantaranya SPBU Bugel Tigaraksa, Cibadak, Gembong, Pos Sentul, Balaraja dan Jayanti. Bahkan hingga ke daerah Kabupaten Serang.
Menuurt Nurdin, satu diantara sopir truck yang mengantri di SPBU Jayanti, dia sudah tiga jam mengantri untuk membeli solar. Ia mengaku kesal lantaran sudah beberapa kali berhenti di SPBU selalu kesulitan membeli solar. Selain dinyatakan kosong, sekalipun ada, dia harus rela mengantri sampai berjam-jam lamanya.
“Kelangkaan Solar seperti ini sering terjadi, dan yang paling parah 2 bulan terakhir ini, ” kata Nurdin, kepada wartawan, Selasa (19/12/2023) malam.
Dia menduga, bahwa kelangkaan BBM jenis solar karena adanya dugaan permainan mafia BBM. Kecuriganya, bahwa ada oknum mafia BBM yang sengaja melakukan penimbunan.
Karena, kata dia, secara regulasi Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) sudah jelas, di situ terdapat ketentuan konsumen yang tidak terdaftar (Non Register) dengan yang sudah terdaftar (Register) dalam mendapatkan solar subsidi.
“Harusnya ini diusut lah, kenapa tiba-tiba solar langka. Setahu saya pengisian Solar kan ada aturannya, jadi harusnya gak terjadi kelangkaan, ” tuturnya.
Nurdin mngungkapkan, berdasarkan ketentuan baru batas maksimal untuk kendaraan yang tidak terdaftar itu hanya 20 liter per hari. Sedangkan untuk yang telah terdaftar bagi kendaraan roda empat (mobil) pribadi dibatasi 60 liter per hari.
Kemudian, lanjutnya angkutan umum orang atau barang roda empat maksimal 80 liter. Lalu angkutan umum roda enam itu sebanyak 200 liter per hari.
“Nah kalau sampai bisa ada kelangkaan ini kan faktornya apa gitu, apa ada mafia Solar,” katanya.
Sementara itu, dikonfirmasi wartawan, Petugas SPBU Jayanti, Entus membenarkan bahwa sudah 2 bulan terakhir ini terjadi kelangkaan BBM jenis Solar.
Pemicunya, kata dia, pendistribusian Solar dari Pertamina Gerem Merak tidak menentu, yang normalnya 32 ribu liter per hari, sekarang setiap kirim hanya 8 ribu liter per hari. Sehingga pasokan Solar dibantu dari depo pertamina Plumpang, Jakarta Utara.
“Kalau cuma 8 ribu liter, 1 jam juga langsung kosong, sedangkan truk sudah pada nunggu dari tadi,” pungkasnya.