Pengelola Kebersihan Sebut Retribusi Pasar Curug Menguap

  • Bagikan
src="https://farm3.staticflickr.com/2865/9425612899_a28c5f97c6_o.jpg" alt="banner 468x60" title="banner 468x60" width="468" height="60" loading="lazy" />

TANGERANG, (JN) – Pengelola kebersihan Pasar Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Tudi Mahari Widiyanto mengungkapkan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor retribusi Pasar Curug diduga banyak menguap atau tidak masuk dalam kas daerah.

Hal itu diungkapkan pria yang akrab disapa Domi usai dirinya terlibat cekcok dengan Direktur Operasional Perumda Pasar NKR, Ashari Asmat terkait tumpukan sampah di depan Pasar Curug, pada Minggu (11/9/2022).

“Bagaimana saya tidak kesal, selama ini uang kebersihan yang saya setorkan kemana?. TPS (tempat pembuangan sampah) rusak saya terus yang betulin,” kata Tudi kepada wartawan, Senin (12/9/2022).

Tudi alias Domi juga mengungkapakan, di Pasar Curug ada berbagai dugaan pungutan liar (Pungli) yang dilakukan jajaran Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Niaga Kerja Raharja (NKR) Kabupaten Tangerang.

Domi mengatakan, sebagai pengelola kebersihan di luar Perumda Pasa NKRr, ia mengaku kerap menyetorkan sejumlah uang langsung ke rekening BUMD tersebut dari hasil pungutan biaya kebersihan para pedagang.

“Kami setiap bulan setor ke Perumda NKR, ada kok bukti transfernya. Saya juga merasa difitnah melakukan pungutan sebesar Rp 5000, padahal mereka yang melakukan pungutan bahkan nlminalnya lebih dari Rp 5000,” terang Domi.

Masih kata Domi, untuk uang kebersihan yang harus disetrokan olehnya sebesar Rp11.250.000 per bulan. Jika ditotal untuk pendapatan pungutan dari kebersihan yang disetorkan ke PD Pasar NKR per tahunnya mencapai Rp135.000.000.

Selain itu, lanjutnya, ia juga menyetorkan biaya dari hasil bongkar muat barang pada bulan lalu mencapai Rp6.000.000, dengan rincian tiap kali biaya bongkar muat para pedagang sebesar Rp60.000.

“Brlum lagi pungutan dari prdagang kaki lima. Kalau yang pakai kwitansi dari PD Pasar NKR seperti retribusi lapak, keamanan dan sebagainya, bisa miliaran,” pungkasnya.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *