Buntut Dugaan Tindak Kekerasan Oleh Oknum Polsisi, Puluhan Mahasiswa Geruduk Mapolresta Tangerang

  • Bagikan
src="https://farm3.staticflickr.com/2865/9425612899_a28c5f97c6_o.jpg" alt="banner 468x60" title="banner 468x60" width="468" height="60" loading="lazy" />

TANGERANG, (JN) – Sejumlah organisasi kemahasiswaan dan pedagang pasar Kutabumi menggelar aksi solidaritas, Kamis (26/10/2023). Aksi yang digelar di depan gedung Mapolresta Tangerang ini, menuntut aksi kekerasan yang diduga dilakukan oleh oknum aparat diusut tuntas.

Aksi ini diikuti sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan sejumlah pedagang Pasar Kuta Bumi.

Salah satu dari Pengurus PMII M.Hilmi sekaligus kuasa hukum dari Az kader PMII dalam orasinya mengungkapkan, aksi damai ini digelar sebagai bentuk solidaritas mahasiswa untuk bertemu dengan Kapolresta Tangerang.

“Sayang sekali pak kapolres tidak bisa hadir di tengah-tengah kami, karena ada giat Pemilu,” kata Hilmi.

Hilmi menjelaskan, harapan dari kejadian 24 Oktober 2023 di Pasar Kuta Bumi tidak terjadi lagi tindakan refleksifitas dari pihak kepolisian terhadap lapisan masyarakat khususnya para mahasiswa.

“Karena kejadian ini pernah terjadi dua tahun lalu, yakni adanya tindak kekerasan terhadap temen-temen mahasiswa yang dibanting oleh oknum anggota polisi. Dan kali ini kembali terjadi penganiayaan yang diduga dilakukan oknum kepolisian saat pengamanan pasar Kutabumi beberap waktu lalu terhadap mahasiswa,” ucap Hilmi.

Seharusnya ini menjadi bahan pelajaran bagi kepolisian agar tidak terulang kembali. Para mahasiswa meminta audiensi dan bernegosiasi untuk bertemu dengan Kapolresta Tangerang langsung. Namun sangat disayangkan kapolres tidak bisa ditemui karena sedang ada giat di tempat lain.

“Itu adalah hal yang sangat kami sayangkan, makanya kami tetap bersikukuh untuk tetap hadir dan bertahan di luar ini,” jelas Hilmi.

Salah satu kader GMNI Ahmad Saeful Bahri mengecam keras atas aksi refleksifitas oleh oknum petugas kepolisian.

“Ini harusnya menjadi catatan untuk kepolisian dan kami mengutuk keras tindak kekerasan ini. Sangat disayangkan, dibalik konflik para pedagang dan penguasa yang kena imbasnya malah mahasiswa,” ujar Bahri.

Kapolres pun harus bertindak tegas terhadap oknum polisi yang sudah melakukan tindak kekerasan terhadap mahasiswa.

“Harusnya kepolisian mengedepankan tindakan humanis dalam melakukan pengamanan terhadap berbagai persoalan apapun,” tutup Bahri.

Penulis: Hendra
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *