TANGERANG, (JN) – Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Tangerang terus berinovasi dalam melaksanakan program pembinaan berbasis kerja produktif bagi warga binaan. Melalui Layanan Sarana Akselerasi dan Asimilasi (SAE), Rutan mengembangkan budidaya cabai di atas lahan seluas 30 meter persegi dari total area 2.697 meter persegi.
Program ini menjadi salah satu langkah strategis dalam meningkatkan kemandirian dan keterampilan warga binaan, agar mereka mampu berdaya saing dan produktif setelah kembali ke masyarakat.
Untuk tahun 2025, budidaya cabai di lahan SAE menargetkan penanaman 150 pohon cabai, dengan 90 pohon dimaksimalkan dan produksi rata-rata 1 kilogram per pohon. Meski hasil panen sangat bergantung pada kondisi cuaca, kegiatan ini dinilai memberi pengalaman berharga dalam memahami proses pertanian dan pengelolaan hasil bumi.
Kepala Rutan Kelas I Tangerang, Irhamuddin, bersama jajaran pejabat struktural turut meninjau langsung area budidaya cabai tersebut. Ia menegaskan, program ini merupakan bentuk nyata komitmen Rutan dalam mewujudkan pembinaan yang produktif dan berkelanjutan.
“Penanaman cabai di lahan SAE ini merupakan langkah nyata kami dalam membentuk warga binaan yang produktif dan mandiri. Melalui kegiatan ini, mereka tidak hanya belajar bertani, tetapi juga menanamkan nilai kerja keras agar siap berdaya saing saat kembali ke masyarakat,” ujar Irhamuddin.
Lebih lanjut, Irhamuddin menyebut bahwa program ini sejalan dengan Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia serta mendukung 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (IMIPAS), yang menekankan terciptanya lingkungan pemasyarakatan yang mandiri, inovatif, dan berdampak positif bagi masyarakat.
Dengan pengembangan budidaya cabai ini, Rutan Kelas I Tangerang tidak hanya fokus pada kegiatan pertanian semata, tetapi juga menciptakan lingkungan pembinaan yang edukatif, berdaya guna, dan berorientasi pada hasil nyata. Program tersebut menjadi bukti kontribusi nyata lembaga pemasyarakatan dalam membentuk warga binaan yang produktif, mandiri, serta siap berintegrasi kembali di tengah masyarakat.












