SERANG, (JN) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten saat ini tengah fokus dalam penataan seluruh Objek Daya Tarik Wisata (ODTW). Salah satunya di Kabupaten Lebak yang saat ini sudah memasuki tahap akhir, yakni menunggu surat rekomendasi dari Komite Nasional Geopark Indonesia (KNGI) untuk mengimplementasikan pengembangan kawasan Geopark Dome.
Proses pengajuan pengembangan kawasan itu sudah dilakukan sejak tahun 2018 lalu oleh Pemerintah Kabupaten Lebak. Delineasi kawasan Geopark Bayah Dome yang mencakup 15 kecamatan meliputi 179 desa dan 5 kelurahan dengan luas 201.537 Hektar yang telah mempertimbangkan aksesibilitas dan visibilitas serta keberadaan potensi Warisan Geologi, Keragaman Geologi, Keanekaragaman Hayati, dan Keragaman Budaya.
“Setidaknya ada 32 lebih warisan geologi yang menjadi ODTW di kawasan Geopark Bayah Dome. Dari jumlah itu saat ini kami sudah melakukan penataan terhadap delapan ODTW yang ada, salah satunya Goa Sangiang,” kata Edi Sujatmika, Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Banten, saat diskusi bersama Komite Wartawan Reformasi Indonesia (KWRI) yang difasilitasi oleh Biro Administrasi Pimpinan dan Protokol (Adpimpro) Setda Provinsi Banten, Jumat (11/8/2023).
Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Setda Pemkab Lebak itu dihadiri langsung oleh Plt Kepala Biro Adpimpro Beni Ismail, Kabag Komunikasi Pimpinan Arif Rahman, Kebid Destinasi Dispar Kabupaten Lebak Usup Suparno serta Ketua DPD KWRI Banten Edi Murfik bersama puluhan jajaran anggotanya.
Menurut Edi, sebelum adanya wacana pengembangan Geopark Bayah Dome, Pemprov Banten sudah memberikan perhatian lebih dalam pengembangan ODTW di Kabupaten Lebak. Bahkan, pada tahun 2022 lalu hampir setengah dari anggaran yang ada di Dispar Provinsi dialokasikan untuk penataan ODTW di Lebak.
“Hubungan kami dengan Pemkab Lebak itu sudah terjalin erat jauh sebelum adanya wacana itu. Setelah ada itu, kita terus dorong dan mensuport penuh agar pengembangan itu bisa benar-benar terealisasi,” ujarnya.
Ada tiga potensi yang akan dikembangkan di kawasan Geopark Bayah Dome, pertama potensi warisan dan keragaman geologi, keanekaragaman hayati dan keragaman budaya yang kesemua itu diselaraskan dengan konsep pariwisata berkelanjutan berdasarkan tiga pilar utama konservasi, edukasi dan ekonomi development.
“Hal itu bisa tercapai dengan kolaborasi pentahelix antara pemerintah, komunitas, lembaga usaha serta stakeholder lainnya,” kata Kebid Destinasi Dispar Kabupaten Lebak Usup Suparno.
Plt Kepala Biro Administrasi Pimpinan dan Protokol Setda Provinsi Banten Beni Ismail mengungkapkan, banyak hal yang menjadi konsen Pemprov Banten dalam mengoptimalkan Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki, agar dapat memberikan kemanfaatan baik bagi masyarakat sekitar maupun masyarakat Banten secara umum, salah satunya melalui dukungan pengembangan kawasan Geopark Bayah Dome ini.
Pengembangan Geopark ini diperkirakan akan dapat berkontribusi untuk mencapai SDG’s dengan memfasilitasi geowisata berkelanjutan. Kegiatan ekonomi yang didorong oleh masyarakat lokal di kawasan Geopark ini juga tidak hanya menghasilkan pekerjaan dan pendapatan, tetapi juga meningkatkan kesadaran publik akan pengelolaan berkelanjutan dari warisan Bumi.
“Geopark ini merupakan model baru pembangunan berkelanjutan dan perlindungan alam yang menitikberatkan pada partisipasi masyarakat lokal,” ungkapnya.