Menu
Jendela Informasi Rakyat

Festival UMKM Ngider Kecamatan Dinilai Hanya Kegiatan Seremonial, DPRD Sebut Tak Berdampak Buat Masyarakat

  • Bagikan
Oplus_131072
src="https://farm3.staticflickr.com/2865/9425612899_a28c5f97c6_o.jpg" alt="banner 468x60" title="banner 468x60" width="468" height="60" loading="lazy" />

TANGERANG – Festival UMKM Ngider Kecamatan yang digelar Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (Diskum) Kabupaten Tangerang menuai kritik tajam dari Anggota DPRD Kabupaten Tangerang, Nonce Thendean. Ia menilai kegiatan tersebut lebih bersifat seremonial dan tidak memberikan dampak nyata bagi masyarakat.

“Festival ini hanya kegiatan seremonial, penghamburan anggaran. Dampak untuk masyarakat tidak ada,” kata Nonce, Kamis (2/10/2025).

Politisi Partai Demokrat ini juga menilai penyelenggaraan festival kurang tepat di tengah kondisi perekonomian yang lesu. Menurutnya, bazar sembako murah akan lebih bermanfaat dibandingkan festival yang digelar di berbagai kecamatan.

“Daya beli dan daya jual tidak sinkron. Pelaku UMKM tidak memiliki modal yang cukup, sementara daya jual menurun karena situasi ekonomi yang sedang lesu,” ujarnya.

Berdasarkan pantauan, hingga hari kedua pelaksanaan Festival UMKM di Kecamatan Panongan, tampak sepi pengunjung. Pertunjukan musik band dan parade kasidah tidak mampu menarik minat masyarakat. Acara lebih banyak dihadiri pelaku UMKM serta perwakilan organisasi kepemudaan seperti KNPI dan Karang Taruna. Bahkan, sejumlah stand memilih menutup lapaknya lebih awal sebelum acara berakhir.

Sementara itu, operator Festival UMKM Ngider Kecamatan, Dipo mengatakan bahwa tujuan utama acara itu adalah wadah bagi pelaku UMKM untuk berjualan sekaligus menambah portofolio dalam kegiatan ekonomi kreatif.

“Syukur-stukur sih pengunjungnya ramai.
Tujuannya untuk memberdayakan produk lokal, UMKM yang sudah terdata kita berikan kesempatan untuk berjualan. Selain itu, festival ini juga menjadi ajang ekspos agar kegiatan mereka dikenal lebih luas,” jelas Dipo.

Ia mengakui pelaksanaan Festival UMKM di Kecamatan Panongan, sepi pengunjung. Hal tersebut disebabkan faktor cuaca.

“Beberapa hari terakhir hujan, ini sangat berdampak pada jumlah pengunjung. Berbeda dengan pelaksanaan di Balaraja dan Kronjo, di sana alhamdulillah UMKM laku dan terekspos dengan baik karena mayoritas warga lokal ikut mendukung,” katanya.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *